Sabtu, 30 November 2013

INDUSTRI RUMAH DI RT 02 RW 07


Boled (Singkong) Buah Yg Sering Kita Lihat Biasa" Saja,
Di Tangan Dani, Ibu Rumah Tangga 1 Anak Ini Mampu Mengubah Boled Yg Biasa Menjadi Makanan Ringan Yg Murah Dan Nikmat,


Kamis, 28 November 2013

SEJARAH DESA KUTALIMAN

Adipati kutaliman.

Dahulu kala, ada sebuah kadipaten d sblah barat selatan baturraden, kadipaten trsebut kira" 10 km dri arah baturraden,
Kadipaten kutaliman d perintah oleh adipati anom, konon sang adipati suka memelihara gajah dan kuda. Kutaliman berasal dari asal kata kuta (kota) dan liman (gajah) maka jadilah kutaliman.
Dahulu sang adipati suka berjalan" menggunakan gajah/ kudanya untk berkeliling kadipaten.
sang adipati punya anak buah yg kerjaanya khusus memberi makan gajah dan kudanya, nmanya jaka gamel, orgnya msh muda, tinggi dan lumayan tampan.


Syekh Ahmad Muhammad Kutaliman Banyumas, si Penyebar Islam


Kedatangan Islam di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya tidak bisa dilepaskan dengan sejumlah tokoh penyebar ajaran Islam di daerah ini. Mereka dengan ikhlas mendedikasikan diri untuk menyebarkan Islam hingga akhir hidupnya. Tak terkecuali Syekh Ahmad Muhammad. 

Menurut Mbah Sarno, juru kunci di Makam Dalem Santri, Syekh Ahmad Muhammad, atau Raden Parto Kusumo berasal dari Sukowati, atau sebelum wilayah itu menjadi Kerajaan Surakarta. Beliau diyakini menjadi satu di antara penyebar agama Islam di 
Banyumas dan sekitarnya. 

Syeh Ahmad mendapat petunjuk untuk berhijrah ke daerah Kutaliman yang dulu dikenal dengan sebutan Pesantren. Setelah berkonsultasi dengan ayahnya, Raden Parto Kusumo atau Syeh Ahmad Muhammad diizinkan untuk mengembara dan dibekali seekor gajah sebagai tunggangannya. 

Maka berangkatlah Raden Parto Kusumo ke wilayah yang disebut dengan istilah Pesantren. Di tempat ini ia bertemu pria yang bernama Eyang Kepadangan yang berasal dari Baghdad, Irak. Setelah menurunkan bekal ajaran agama Islam kepada Raden Parto Kusumo, Eyang Kepadangan wafat. 

Namun sebelum mengembuskan napas terakhir, Eyang Kepadangan memberikan wasiat berupa nama kepada Raden Parto Kusumo menjadi Syekh Ahmad Muhammad. Setelah menekuni ajaran Islam dari Eyang Kepadangan dan dianggap cukup memiliki bekal untuk disyiarkan. 

Kemudian Syeh Ahmad Muhammad mulai menyebarkan Islam ke pelosok-pelosok wilayah Banyumas yang saat itu masih kental dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Nama wilayah yang dulu disebut sebagai Pesantren kemudian diubah menjadi nama Kutaliman yang berarti rombongan pembesar dari wilayah Surakarta yang menunggangi gajah. 

Islam kemudian berkembang dengan pesat hingga hari ini terutama di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Untuk bisa mencapai lokasi makam Dalem Santri yang menjadi makam Syekh Ahmad Muhammad, maka pengunjung dapat menempuh dari arah Kota Purwokerto ke utara menuju Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. 

Hingga saat ini, makam tersebut banyak dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru tanah air. Bahkan bagi sebagian peziarah yang hendak mengunjungi makam wali songo, mereka terlebih dahulu mengunjungi makam Dalem Santri yang terlindungi oleh satu petak hutan purba yang memiliki vegetasi sangat tua.

Sumber:http://satelitnews.co/2013/07/10/syekh-ahmad-muhammad-kutaliman-banyumas-si-penyebar-islam/

Jumat, 08 November 2013

GUNUNG WETAN SEBUTAN GRUMBULKU


Selamat malam sahabat semua dimana saja anda berada terutama anak anak Alchivurothu,pada kesempatan malam hari ini (08 Nov 2013) saya selaku admin mau bercerita tentang lingkungan kita.


Secara geografis RT.02 RW.07 desa Kutaliman memang terletak di atas perbukitan oleh karenanya maka daerah ini sering di sebut Gunung Wetan.Entah siapa yang memberi nama,sampai saat ini masih tanda tanya besar.